Rona wajah tergambar jelas mengikuti
gerak nadiku
berdetak keras membantai ketidakpastian
satukan kata demi kata agar terangkai
bait puisi yang menggugah,
rasa hambar berguat menerjang dinding
anganku..
tak seharusnya ku pelihara
rasa ini mematikan sendi-sendi
pengharapan
akankah serdadu air mata mengalaliri
puncak kepesimisan hati,
menyekapku, dan takkan melepasku..
No comments:
Post a Comment