Cobalah pahami apa yang menjadi kebutuhannya. Para suami mungkin tak paham karena mereka tak peka, bukan! Yah, bukan karena mereka tak peka, hal itu terjadi karena mereka tak ingin mencoba peka tentang apa yang dirasakan pasangannya.
Dia..
Mungkin dia tak mengatakan semua yang ingin ia katakan pada hari itu, misalnya: tentang anak yang terus merengek seperti bayi, atau juga tentang anak yang terlampau aktif dalam masa pertumbuhannya, semua itu bukan tak ingin ia katakan tapi ia tahu bahwa kau pasti lelah dengan rutinitas kerjamu. Ia juga pasti tak tega bila harus meminta bantuanmu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah bahkan saat sakitpun ia tak ingin berlama-lama agar dapat lekas kembali mengurus kalian.
Dia...
Dia bisa menahan semua letih, lelah, bahkan rasa jenuh yang ia rasa, ia juga bisa berkompromi dalam semua keadaan, dalam setiap situasi. Mencoba tenang, walau hati kalut, pikiran kusut, dan rumah sembraut setiap harinya. Ia terus mencoba kuat untuk kalian, untukmu. Tapi kau harus tau, akan ada saat dimana ia tak bisa menahan semua yg terjadi, bisa jadi pada saat itu beban yang ia rasa sudah terlalu berat belum lagi harus mengahadapi diammu yang tak berujung.
Duhai raja yang paling bertahta dihati wanitamu, sesekali ajaklah ia begurau, bantulah pekerjaan yang belum sempat ia kerjakan, ia tak butuh shopping atau refreshing jika rumah sudah menjadi tempat wisata yang asik. Dia butuh teman bicara walau kau tak suka atau tak mengerti setidaknya berpura-puralaxh mendengar dan berikan respon walau hanya sekedar senyuman. Insyaallah lelah itu, bosan dan jenuh yang melandanya akan pulang sendiri tanpa harus diusir.
Duhai raja yang paling bertahta dihati wanitamu, jangan sakiti hatinya dengan menanyakan pekerjaan yang belum sempat ia kerjakan, sebaliknya pujilah apa yang sudah ia kerjakan.. Sungguh, lebih baik ia kelaparan dari pada melihat kau dan anak-anakmu kurang asupan gizi, lebih baik ia tak berganti-ganti pakaian sesering mungkin daripada melihat kalian memakai baju itu itu saja. Ia tak pernah tega menangis dihadapanmu karena ia tau bebanmu juga besar. Tapu jika suatu saat ia teteskan air matanya, sengaja atau tidak sengaja, rangkulah, tenangkan ia dengan kata-kata manis. Jika ia marah dan berbicara dengan nada keras, lembutlah untuknya.. Karena ada masanya ia tak kuat menampung beratnya pikulan baju yang harus ia cuci dan jemur setiap hari bkn hanya itu ia harus memastikan semua kembali rapi di lemari masing-masing. Ada masanya pula ia bosan dengan suasana dapur yang ketika malam begitu bersih tapi kala mentari hendak terbit bau bumbu mulai menyengat hidung. Belum lagi bumbu-bumbu kritikan tentang masakannya yang keluar dari lisanmu.
- Duhai raja yang paling bertahta dihati wanitamu, jika kau bukan tipe pria yang suka merayu dan membujuk setidaknya diamlah saat ia sedang marah. Sungguh wanita mudah sekali marah akan segala hal apalagi jika ia sudah mulai merasa lelah. Tapi percayalah, ia tak bisa marah lebih lama saat mengingat dan melihat anak-anaknya yang tumbuh dengan kasih sayangmu, maka jadilah ayah dan suami yang lembut perlakuan dan santun saat bertutur kata.
No comments:
Post a Comment